Pernikahan Putra Presiden


Saat ini di televisi nasional republik Indonesia sedang disiarkan acara pernikahan putra presiden Susilo Bambang Yudhoyono (Edhie Baskoro Yudhoyono aka Ibas) dengan putri mentri Menko Perekonomian Hatta Rajasa (Rubi Aliya Rajasa). Karena ada televisi di ruangan ini, maka kami bisa menontonnya hehe. Mahar yang diberikan oleh putra presiden ini adalah koin emas seberat 100 gram dan seperangkat alat sholat. Saat tulisan ini dibuat, adalah saat dimana prosesi akad berlangsung. Terus terang karena kesibukan saya tidak terlalu mengikuti berita pernikahan putra orang nomer satu negara ini.

“Wah narasi pernikahannya pake bahasa inggris” saya tiba-tiba nyeletuk.

“Nanti kalau si mbak yang nikah pake bahasa arab..hehe” mas Yaman (office boy) tiba-tiba nimpalin.

Saya tanggapi dengan tertawa kecil sambil berdoa lamat-lamat dalam hati. hehe..

Iya, detik ini status saya memang masih single (info penting :D). Udahan dulu bahas status saya-nya, kita kembali ke topik utama. Karena sedari awal saya tidak mengikuti berita pernikahan ini, maka saya mau mengaku kalau saya baru tahu wajahnya putri menko perekonomian kita (maaf ya mba Aliya). Kemarin, saya mendapat email tentang pesta pernikahan putra presiden Iran Ahmadinejad yang katanya amat sederhana untuk ukuran putra seorang presiden. Bagi yang belum tahu beritanya silahkan lihat tulisan ini. Ada juga reportase seorang blogger tentang pernikahan putra orang nomer satu negara Iran itu. Kalau dibandingkan (dengan bermodal dua link di atas, dan info di internet) kedua prosesi pernikahan itu, jelas terlihat perbedaannya. Yang menarik bagi saya adalah, sosok presiden Iran ini kerap digambarkan sebagai sosok pribadi pemimpin negara yang sederhana di tengah-tengah budaya materialisme dunia peradaban.

Saya masih ingat ketika presiden Ahmadinejad datang berkunjung ke suatu kampus. Tidak ada pengawalan berlapis-lapis. Tidak ada mobil pengantar presiden yang kaca dan bannya anti peluru dan rudal. Tidak ada tank-tank khusus yang diturunkan berhari-hari sebelum dia datang untuk melakukan patroli di lingkungan kampus. Juga tidak ada penutupan akses jalan dan pengalihan trayek bus mahasiswa, seperti yang terjadi saat presiden Barrack Obama datang berkunjung ke kampus tersebut. Suasana normal dan biasa saja saat presiden Iran datang ke kampus saya. Tapi suasana yang tegang (semacam simulasi perang) benar-benar terasa saat presiden Amerika itu akan datang ke kampus saya. Jelas sangat berbeda. Di tengah krisis moral dan kepribadian umat manusia dunia, muncul satu orang semisal presiden Ahmadinejad bak menemukan mata air di tengah sahara. Presiden langka. Manusia langka. Sosok sederhana yang langka.

Kembali ke pernikahan Ibas dan istrinya (sudah resmi, jadi tidak apa kalau ditulis istri), saya ucapkan selamat. Mudah-mudahan banyak penduduk Indonesia yang mendoakan. Saya juga berharap, ketika pernikahan saya nanti banyak yang turut serta memberikan restu dan do’anya. Aamiin (ikut meng-amini ya 🙂 )

One thought on “Pernikahan Putra Presiden

Leave a comment